Ilustasi: Photo by Mufid Majnun on Unsplash

 

MENGELOLA KEBERKAHAN HARTA

Oleh: Taryudi, Lc.

الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ, تَعْظِيْماً لِشَأْنِهِ سُبْحَانَهُ. وَأَشْهَدُ أنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوَانِهِ. صَلَّى اللَّهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَإِخْوَانِهِ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَي فِى كِتَابِهِ الكَرِيْمِ : يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. أَمَّا بَعْدُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.

Ma’āsyiral mu’minīn rahimakumullāh.

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada sayyidil anbiyā wal mursalīn, Nabi Muhammad Saw.

Melalui mimbar mulia ini, khatib menyampaikan wasiat terutama kepada diri khatib sendiri dan kepada seluruh kaum muslim yang hadir menunaikan salat Jumat di masjid ini. Mari bersama-sama, kita tingkatkan kembali kualitas iman dan takwa kita kepada Allah SWT. Dengan mengamalkan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang Dia larang.  

Ma’āsyiral mu’minīn rahimakumullāh.

Dalam perspektif Alquran, keberkahan diartikan dengan,

((ثُبُوْتُ الْخَيْرِ الْإِلَهِيِّ فِي الشَّيءِ  ))

“Tetapnya kebaikan dari Allah pada sesuatu”.

Makna berkah ini disimpulkan seorang ulama yang pakar kosa kata Alquran, Imam Raghib al-Asfahani. Kesimpulan tersebut merupakan hasil telaah Imam al-Asfahani setelah beliau mengkaji 32 ayat dalam Alquran yang memuat di dalamnya kata berkah. Berkah adalah tetapnya kebaikan dari Allah SWT pada sesuatu. Bila sesuatu itu berupa harta, maka tanda berkahnya adalah bahwa harta tersebut akan membuat orang yang dikaruniainya akan terus menerus mendapatkan khairil ilahi, kebaikan dari Allah. Kebaikan dari Allah di sini maknanya sangat luas. Yang intinya harta yang berkah akan menjadi sarana yang memudahkan pemiliknya untuk selalu melakukan ketaatan demi ketaatan kepada Rabb-nya. Hartanya menjadi fasilitas yang memudahkannya melakukan semua amal kebaikan di dunia ini.

Jika demikian makna keberkahan harta, lalu muncul pertanyaan. Bagaimana caranya agar harta yang ada dapat terkelola dalam ruang-ruang keberkahan?

  1. Alokasikan kewajiban zakat harta.

Menunaikan kewajiban zakat atas harta yang telah memenuhi nishab (kadar) zakat senilai 85 gram emas merupakan langkah praktis memperoleh keberkahan. Harta yang telah mencapai kadar tersebut sudah seharusnya ditunaikan zakatnya. Menahan harta yang sudah seharusnya dikeluarkan zakatnya tidak akan dilakukan oleh orang yang beriman. Apalagi oleh orang yang mendambakan nilai berkah dari harta yang Allah titipkan padanya. Mengingat sangat pentingnya kewajiban zakat, maka secara teknis, turun perintah Allah untuk mengambilnya dari para muzakki (orang yang dikenai wajib zakat).

Allah SWT berfirman:

خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ

Artinya: Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. (QS a-Taubah: 103).

Sebenarnya, dalam konteks zakat, sifatnya bukan lagi soal suka rela dan kesadaran individu. Ayat 103 di surat at-Taubah itu, menegaskan bahwa zakat itu sifatnya kewajiban. Untuk itulah Nabi diperintah untuk mengambilnya. Abu Bakar ash-Shiddiq juga memegang teguh prinsip tersebut dengan menyatakan perang kepada orang-orang yang enggan membayar kewajiban zakat.

Di Indonesia, dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat, sesungguhnya merupakan angin segar bagi dinamika perzakatan di negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam ini. UU No 23 Tahun 2011 tersebut telah memberi jaminan kemerdekaan kepada umat Islam di negeri ini untuk menjalankan syariat agamanya. Syariat tentang kewajiban zakat. Atas nama umat Islam, tentu kita sangat mengapresiasi adanya produk hukum tentang zakat tersebut. Walau pun, produk hukum itu masih baru menyentuh soal tata kelola zakat melalui lembaga resmi yaitu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). UU No 23 tersebut belum menyentuh hal yang sangat prinsipil dalam syariat zakat menurut perspektif Islam. Dimana zakat adalah kewajiban yang harus ditunaikan. Zakat bukan sebatas himbauan yang sifatnya suka rela. Untuk hal yang prinsipil tersebut belum disentuh oleh UU No 23 tersebut.

Harta yang ditunaikan zakatnya akan memperoleh imbalan keberkahan. Oleh karena itu, dalam Mazhab Syafi’i hukumnya sunnah mendoakan orang yang membayar zakat. Doa keberkahan. Imam al-Baghawi, ulama tafsir yang bermazhab Syafi’i dalam kitab tafsirnya, Ma’alim at-Tanzil, ketika menafsirkan ayat 103 di surat at-Taubah itu mencantumkan lafaz doanya:

آجَرَكَ اللَّهُ فِيْمَا أَعْطَيْتَ وَبَارَكَ لَكَ فِيْمَا أَبْقَيْتَ .

          ((Semoga Allah SWT memberimu ganjaran pahala atas harta yang telah engkau berikan. dan memberimu keberkahan atas harta yang engkau sisakan)).

  1. Alokasikan porsi dari harta itu untuk berinfak.

Selain zakat, langkah mengelola keberkahan harta adalah dengan berinfak. Infak adalah bentuk kedermawanan dalam Islam. Sungguh, sangat besar manfaat yang akan diperoleh bagi orang-orang yang gemar berinfak. Manfaat yang paling besar tentu bagi orang yang bersangkutan. Allah SWT menjamin orang yang rajin berinfak akan mendapatkan falah (kesuksesan) di dunia. Hatinya akan dijauhkan dari sifat kikir. Hatinya tidak diperbudak oleh harta. Ia menjadi orang yang sangat mudah melakukan kebaikan di dunia. Sebab, di hatinya telah terpatri ketakwaan.

Allah SWT berfirman:

فَاتَّقُوا اللّٰهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا وَاَنْفِقُوْا خَيْرًا لِّاَنْفُسِكُمْۗ وَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Artinya: Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu. Dan barang-siapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS at-Taghabun: 16).

Infak menjadi langkah memperoleh keberkahan harta. Karena manfaatnya yang sangat besar bagi kepentingan umat Islam. Dengan terus mengalirnya infak dari para dermawan muslim yang setia membiayai proyek-proyek Islam di bidang pendidikan, sosial, politik, kemanusiaan, etika, dsb, maka Islam akan kuat dan kokoh. Ditopang oleh fundamental ekonomi berbasis kedermawan kolektif. []

بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الكَرِيْمِ , وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ ، وَتَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ.

 

Khutbah Kedua

الْحَمْدَ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَي أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اِعْلَمُوْا أَنَّ اللّهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ، فَقَالَ فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيْلِ: اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ: أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَليٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْنَ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ, اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا. اللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَبِطَاعَتِكَ عَنْ مَعْصِيَّتِكَ وَاغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ. اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا رِزْقًا حَلَالًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ كَمَا تُحِبُّ وَتَرْضَي يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

 عِبَادَ اللَّهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلِإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ِذيْ القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللَّهَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ , وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعَوُنَ.